Selasa, 10 Mei 2011

Kuatkan Iman, Satukan Langkah, Gapai Ridho Dijalan Allah

Wahai manusia, sejak kapankah umat nabi Muhammad hilang dari peradaban ? sejak kapankah kepedulian mereka hanya tertuang pada hawa nafsu ? sejak kapankah siang mereka hilang begitu saja, dan malam mereka tidak sesuai dengan ketentuan Allah ? sejak kapankah mereka menjadikan seni sebagai jati diri, sepak bola sebagai kepentingan, dan lukisan sebagai karya ? yakni, sejak terhapusnya prinsip “iyyaakana’budu wa iyyaakanasta’in (hanya pada engkau sajalah ya Allah kami menyembah dan hanya kepada engkau saja ya Allah kami mohonkan pertolongan)” dalam kehidupan mereka.
            Wahai sekalian manusia...
            Allah SWT masih memancarkan sinar mentari paginya padamu, sejak mulai fajar hingga awal malam tiba. sekalipun begitu banyak diantara kamu orang-orang yang durhaka dan melawan kepadaNya.
            Wahai orang-orang yang beriman...
            Dengar...dengarlah olehmu sekalian kisah perang badar yang dibuat oleh orang-orang yang menginginkan Allah sebagai tuhan satu-satunya dan menjadikan Allah sebagai tujuan hidup satu-satunya diatas segala-galanya.
            Sudahkah sikap tersebut tertanam dalam hati kita, sikap Rasulullah dan para sahabat serta para orang-orang saleh lainnya yang telah berjuang dengan tenaga, darah, keringat dan air mata. Seperti yang telah digambarkan didalam syair :

para hamba malam, jika kegelapan telah menyelimuti mereka
berapa banyak air mata dipipi yang menjadi upahnya
dan, singa-singa siang yang jika terdengar seruan jihad pada mereka
mereka langsung berhamburan menyongsong kematian
demi menggapai mimpi-mimpi
wahai tuhan, utuslah kepada kami orang-orang seperti mereka
yang akan mengembalikan bagi kami, kemuliaan yang telah lama hilang

            Wahai mujahid dan mujahidah Allah, tidakkah kita rindu denga syurga Allah. tidakkah kita yakin dengan janji-janji Allah. tidakkah Al-qur’an dan Sunnah menjadi motivasi bagi kita semua untuk berjuang dijalan Allah, dijalan dakwah, dijalan orang-orang yang menyeru kepada kebaikan dan kebenaran.
            Sudahkah kita membaca sejarah perjuangan para pendahulu kita ? sudahkah sejarah tersebut menghujam dalam batin kita ? apa-apa saja yang menjadi kunci kesuksesan bagi mereka ?
            ada beberapa hal yang menjadi kunci sukses bagi perjuangan mereka, diantaranya :
a.      malam-malam mereka selalu dihiasi dengan tumpahan air mata dengan senantiasa memuji dan bersyukur kepada Allah
b.      mereka adalah orang-orang yang senantiasa berjalan bersama Al-qur’an. hidup dan langkah mereka adalah Al-qur’an.
c.       mereka senantiasa belajar, bertarbiyah, tiada hari-hari mereka yang terbuang sia-sia
d.      mereka senantiasa berjuang didalam barisan yang teratur, dalam jamaah, sehingga merekapun kuat

Dan tentunya banyak lagi hal-hal lain yang menjadi kunci kesuksesan bagi perjuangan meraka. beberapa uraian diatas hanya beberapa saja. namun sudahkah kita memilikinya dan menanamkannya dihati kita masing-masing.
Sebagai seorang kader dakwah, yang pastinya berjuang dengan segenap keikhlasan dijalan Allah. sudah sekokoh apakah pondasi jamaah yang kita miliki, sudah sekuat apakah keimanan pribadi yang kita punyai. sudah berapa banyak kita mempunyai hafalan Al-qur’an, Hadits yang notabene merupakan dasar dari perjuangan dijalan dakwah ini. sudah sejauh mana realisasi dari Al-qur’an dan Hadits dalam kehidupan sehari-hari kita.
Apakah kita tidak merasa malu kepada Allah ketika kita menyaksikan, mendengar, para pejuang palestina yang dengan lemparan batu dan semangat takbir yang membakar jiwa. tidakkah kita malu karena Allah, melihat anak-anak palestina dan belahan dunia islam lain yang dibawah desingan peluru, dentuman bom, tembakan roket, namun ternyata mereka tetap mempunyai hafalan Al-qur’an yang berpuluh-puluh juz. Mereka senantiasa tetap tersungkur bersujud mengharap dimalam hari meneteskan air mata dihadapan Allah. dan deri segi usiapun mereka masih tergolong muda.
Sedangkan kita disini, yang insyaAllah berjuang dijalan Allah, berjuang dengan niat karena Allah. berjuang dijalan dakwah demi tegaknya panji-panji Islam. sudah sampai dimanakah kita benar—benar belajar dari perjuangan mereka.
Apakah kita sudah memiliki pegangan perjuanagn yang cukup, sudahkaah kita mempunyai barisan yang rapi dan teratur. Jika belum, maka bergegaslah untuk merubah diri selagi nikmat kesempatan ini belum dicabut oleh Allah. Jadikan malu kepada Allah sebagai motivasi bagi kita untuk melakukan perubahan terhadap diri kearah yang lebih baik guna menyusuri jalan panjang perjuangan ini. dalam rangka memperjuangkan kalimatullah dibumiNya ini.
Mari kita satukan langkah, rapatkan barisan, kuatkan iman, menuju keridhaan Allah. demi menggapai syahid di jalanNya yang merupakan cita-cita. meskipun kita disini berjuang dalam tataran intelektual, akan tetapi kita sama-sama berharap ridho Allah menyertai kita...Amin.
Wallaahu’alam............












Rahmadh Hidayat (Al-faruq)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar